Tetapan Kalorimeter dan Konsentrasi H2SO4
I. Tujuan
1.
Menentukan
tetapan kalorimeter sebagai dasar percobaan yang lain
II. Landasan Teori
Menurut Syukri ( 1999 : 123) Kalorimeter merupakan
alat yang digunakan untuk mengukur perubahan panas. Hal ini karena kalorimeter
meresap panasa sehingga tidak semua panas terukur. Kalorimeter yang digunakan
dalam keadaan sederhana adalah kalorimeter adiabatik. Dilaboratorium alat ini
merupakan alat ukur yng teliti dan secara sederhana kita menyatakan bahwa
bejana panas mengalir kedalam atau keluar dari sistem.
Pada tekanan
tetap hukum untuk suatu transformasi kalorimeter :
H = Q P
= O
Perubahan panas dalam keadaan ini dapat dinyatakan:
K(T1) +
R(T1) = K(T2) + R(T2)P = Konstan
Dimana : K =
Kalorimeter
R =
Reaktan
P =
Produk (Hasil Reaksi)
Karena sistem
terisolasi maka temperatur akhir (T2) berbeda dengan temperatur awal
(T1).
Menurut Pettruci (1987 :146 )Kalor reaksi suatu reaksi kimia dapat
ditentukan dengan menggunakan hukum Hess, berdasarkan data perubahan entalpi
pembentukan standar, berdasarkan energi ikatan dan secara eksperimen.
Pengukuran jumlah kalor reaksi yang diserap atau dilepaskan pada suatu reaksi
kimia dengan eksperimen disebut kalorimeter. Proses dalam kalorimeter
berlangsung secara adiabatik, yaitu tidak ada energi yang dilepas ataupun masuk
daari dan ke dalam kalorimeter. Zat yang akan direaksikan dimasukkan dalam
kalorimeter, dengan mengukur suhu sebelum dan sesudah reaksi dapat ditentukan
kapasitas panas dan kalor reaksi.
Tetapan kalorimeter adalah kalor yang
dibutuhkan untuk menaikkan suhu kalorimeter sebesar 1oC pada air
dengan massa 1 gram. Biasanya dengan mencampurkan air dingin dengan air panas
sehingga terjasi perpindahan panas sesuai azas black yaitu:
Q Lepas = Q
Terima
Q air panas = Q
air dingin + Q kalorimeter
M1 c
(Tp - Tc) = M2 c (Tc - Td)
+ C (Tc – Td)
Dimana:
M1 = massa air
panas
M2 = masaa air
dingin
c = kalor jenis air
C = Kapasitas Kalorimeter
Tp = Suhu air
panas
Td = Suhu air
dingin
Tc = Suhu air campuran
Karena satuan standar energi panas
telah digunakan selama bertahun-tahun, alat yang digunakan untuk mengukur
perubahan kalo selama reaksi kimia adalah kalorimeter. Teknik untuk penggunaannya
dikembangkan oleh lavoinser dan ahli kimia lama lainnya dan telah diperbaiki
hingga dewasa ini berkecermatan tinggi dalam laboratoria seperti Biro Standar
Nasioanl Amerika Serikat ( Keenan. 1980 : 251).
Menurut Chanier( 1987 : 222)Asam sulfat
(H2SO4) merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat
ini larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat merupakan komponen
utama hujan asam, yang terjadi karena oksidasi sulfur dioksida di atmosfer
dengan keberadaan air (oksidasi asam sulfit). Asam sulfat 98% umumnya disebut
asam sulfat pekat. Asam sulfat terbentuk secara alami melalui oksidasi mineral
sulfida, misalnya besi sulfida. Asam sulfat diproduksi dari belerang, oksigen
dan air melalui proses kontak. Terdapat berbagai jenis konsentrasi asam sulfat
yang digunakan untuk berbagai keperluan:
·
10%, asam
sulfat encer untuk kegunaan laboratorium
·
33,53%, asam
baterai
·
62,18%, asam
bilik/pupuk
·
73,61%, asam
menara/glover
·
97%, asam pekat
H2SO4 anhidrat
adalah cairan yang sangat polar.
Reaksi hidrasi asam sulfat sangatlah
eksotermik. Selalu ditambahkan asam kedalam air daripada air kedalam asam. Air
memiliki massa jenis yang lebih rendah daripada asam sulfat dan cenderung
mengapung diatasnya, sehingga apabila air ditambahkan dalam asam sulfat pekat,
ia akan dapat mendidih dan bereaksi dengan keras (Edward. 1950 :
251).
Menurut sukardjo ( 1990 : 77 )Kalorimeter
adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor suatu reaksi yang
diserap atau dilepas pada suatu reaksi kimia. Kalorimeter ini terdiri atas
bejana yang dilengkapi dengan pengaduk dan termometer. Bejana diselimuti
penyekat panas untuk mengurangi radiasi panas, seperti pada termos. Kalorimeter
sederhana dapat dibuat menggunakan wadah styrofoam.
Menurut mundilarto (1993 : 43
)Pengukuran dan dalam melakukan percobaan (eksperimen) untuk menentukan
kapasitas kalor atau kalor spesifik, terjadilah pertukaran kalor antara benda
(zat) yang panas dengan benda (zat) yang dingin sampai diperoleh suatu
keseimbangan formal pada waktu suhu tunak (steady) final tercapai.
Jumlah
kalor yang dilepaskan oleh benda (zat) yang panas sama dengan jumlah kalor yng
diterima oleh benda (zat) yang dingin atau dapat ditulis dengan :Kalor yang
diberikan = kalor yang diterima Q lepas = Q terima
III. Prosedur Percobaan
3.1
Alat dan Bahan
1.
Alat
a.
Kalorimeter
b.
Pengaduk
c.
Bahan Isolasi
d.
Termometer
e.
Gelas Ukur 50mL
f.
Lampu Spritus
g.
Stopwatch
2.
Bahan
a.
Larutan H2SO4
b.
Aquades
3.2
Skema Kerja
1.
Menentukan
Tetapan Kalorimeter
Dimasukkan dalm gelas kimia
Diukur suhu setiap 30 detik hingga detik ke 10
Diisi data pada tabel 1.1
|
Dimasukkan dalam kalorimeter
Diukur suhu setiap 30 detik hingga detik ke 10
Diisi data ke tabel 1.1
Dimasukkan dalm kalorimeter
Diaduk
Dihitung suhu saat detik 12 dst
Diisi data pada tabel 1.1
2. Menentukan Konsentrasi H2SO4
Diisi kedalam kalorimeter seperti volumenya
Dicatat suhu setelah 5 menit
Ditambah 5mL H2SO4
Dicatat suhu campuran
Diaduk agar diperoleh suhu maksimum
Diulangi dengan konsentrasi H2SO4 yang
berbeda-beda
IV. Hasil dan Pemabahasan
4.1
Data Percobaan
Tabel
1.1 Penentuan Tetapan Kalorimeter
Detik ke-
|
Air dingin
|
Air panas
|
Setelah dilakukan
pencampuran3
|
|||
Waktu (detik)
|
Td (oC)
|
Waktu (detik)
|
Tp (oC)
|
Waktu (detik)
|
Tc (oC)
|
|
1
|
30
|
29
|
30
|
77
|
||
2
|
60
|
29
|
60
|
7165
|
||
3
|
90
|
29
|
90
|
68
|
||
4
|
120
|
29
|
120
|
66
|
||
5
|
150
|
29
|
150
|
65
|
||
6
|
180
|
29
|
180
|
64
|
||
7
|
210
|
29
|
210
|
63
|
||
8
|
240
|
29
|
240
|
62
|
||
9
|
270
|
29
|
270
|
61
|
||
10
|
300
|
29
|
300
|
60
|
||
11
|
330 waktu
pencampuran
|
|||||
12
|
360
|
30
|
47
|
|||
13
|
390
|
60
|
47
|
|||
14
|
420
|
90
|
47
|
|||
15
|
450
|
120
|
47
|
|||
16
|
480
|
150
|
47
|
|||
17
|
510
|
180
|
47
|
|||
18
|
540
|
210
|
46.5
|
|||
19
|
570
|
240
|
46.5
|
|||
20
|
600
|
270
|
46.5
|
Vair yang digunakan = 50 ml
Tabel 1.2 Konsentrasi Larutan H2SO4
V H2SO4 Yang
digunakan = 5 ml
Vair Yang digunakan =
25 ml
Pengenceran
|
Volume H2SO4,
ml
|
Takhir/Tmaks,
oC
|
Panas Pelarutan,DH
|
Mol zat terlarut
|
Konsentrasi larutan
|
0
|
5
|
32
|
27.942
|
0.20
|
0.04
|
2x
|
5
|
30
|
9.314
|
0.067
|
0.013
|
3x
|
5
|
29
|
0
|
0
|
0
|
4x
|
5
|
28.8
|
-1.8628
|
0.0134
|
0.0027
|
5x
|
5
|
29
|
0
|
0
|
0
|
4.2 Pembahasan
Pada percobaan ini digunakan kalorimeter sederhana yang digunakan
untuk menentukan kalor jenis dari suatu larutan. Azas yang digunakan pada
prinsip kerja kalorimeter ini yaitu azas black. Setiap dua benda atau lebih
dengan suhu berbeda dicampurkan maka benda yang bersuhu lebih tinggi akan
melepaskan kalornya, sedangkan benda yang bersuhu lebih rendah akan menyerap
kalor hingga mencapai keseimbangan. Pertukaran energi kalor merupakan merupakan
dasar teknik yang dikenal dengn kalorimeter.
Untuk mengukur kalor jenis suatu larutan pertama yang harus
diketahui terlebih dahulu adalah tetapan kalorimeter yaitu banyakya panas yang
diserap kalorimeter beserta termometer dan pengaduknya. Pada percobaan pertama
dilakukan pencampuran antara air dingin dan air panas pada kalorimeter untuk
menentukan kapasitas yang dimiliki kalorimeter sederhana tersebut.
1.
Penentuan Tetapan Kalorimeter
Pada pengukuran air dingin dengan periode setiap 30 detik diperoleh
suhu konstan dari air dingin setelah 10 kali pengukuran yaitu 29˚C sedangkan
suhu air panas konstan yaitu 60˚C, setelah
kedua air tersebut dicampurkan diperoleh suhu campurannya yaitu 46.5˚C.
Dari pengukuran suhu tersebut terjadi proses yang tidak adiabatik dimana saat
air dimasukkan kedalam kalorimeter terjadi perubahan dari kalor pada larutan.
Hilangnya sifat kalorimeter yang adiabatik
dikarenakan kondisi yang tidak lagi sesuai dengan ketentuannya karena masih ada
kalor yang terserap oleh kalorimeter maupun pengaduk. Setelah diperoleh data
dari beberapa keadaan suhu tersebut, barulah dicari kapasitas panas yang
dimiliki kalorimeter tersebut dan diperoleh kapasitas kalornya sebesaar -47.7.
Nilai negatif pada tetapan kalorimeter
merupakan suatu kesalahan yang menyebabkan nilai kalor yang diterima air dingin
lebih besar dibanding nilai kalor yang diterima air panas. Dalam hal ini
terjadi reaksi eksoterm dimana kandungan panas dari sistem menurun sehingga
sistem melepaskan kalor ke lingkungan. Hal ini melenceng dari teori dimana
kalorimeter dapat menjaga atau mempertahankan kalor dari suatu larutan. Grafik
hubungan antara waktu terhadap suhu dapat dilihat sebagai berikut:
Grafik 1. Hubungan Waktu Terhadap Suhu
Dari grafik antara waktu dan suhu pada percobaan ini
dapat dilihat bahwa suhu air dingin awalnya tinggi kemudian turun dan setelah
dingin awalnya tinggi kemudian turun dan setelah itu stabil pada suhu 29˚C,
sedangkan air panas mengalami penurunan sampai pada suhu 60˚C,
hal ini terjadi karena kalorimeter yang tidak dapat menjaga kalor dari larutan
tersebut. Pada grafik air campuran dan lebih tinggi dari air dingin karena
merupakan campuran keduanya sehingga kalor akan stabil pada suhu tertentu.
2.
Menentukan
Konsentrasi Larutan H2SO4
Pada
percobaan untuk menentukan konsentrasi larutan H2SO4 ini
dilakukan pada beberapa konsentrasi. Ketika H2SO4
dilarutkan dalam air terjadi reaksi eksoterm yang kuat. Reaksi eksoterm yaitu
reaksi yang membebaskan kalor, kalor mengalir dari sistem ke lingkungan. Pada
reaksi eksoterm umunya suhu sistem menjadi naik, adanya kenaikan suhu inilah
yang menyebabkan sistem melepaskan kalor ke lingkungan.
Dari
data data suhu dan H2SO4 yang diukur dalam kalorimeter
diperoleh data panas pelarutan larutan tersebut yaitu pada H2SO4
1M suhu akhirnya yaitu 29˚C dan panas pelarutannya 27.942 J,
pada pengenceran kedua = 9.314 J, pada
pengenceran selanjutnya diperoleh = 0 J,
kemudian diencerkan lagi sehingga diperoleh H
= -1.8628 J begitu juga pada pengenceran terakhir
diperoleh hasil yang sama yaitu = 0 J.
Dilihat
dri data perubahan panas pelarutan atau entalpi tersebut dapat dianalisis bahwa
terjadi kesalahn pada percobaan ini karena entalpi dari H2SO4
dan air yang dicampurkan tersebut seharusnya bernilai negatif seharunya karena
reaksi antara H2SO4 dan air yang dapat dituliskan
reaksinya sebagai berikut:
Reaksi tersebut
merupakan reaksi hidrasi dan merupakan reaksi yang bersifat eksoterm sehingga H
seharusnya bernilai negatif karena kalor dari sistem pindah kelingkungan.
Karena data H
yang diperoleh kurang tepat maka data dari mol zat terlarut dan konsentrasi
larutan yang diperoleh juga tidak benar karena ketiganya saling berhubungan
dalam perhitungannya secara teoritis.
Kesalahan-kesalahan
yang terjadi pada percobaan ini terjadi bisa karena beberapa faktor, salah satu
faktor yang menyebabkannya yaitu kalorimeter sederhana yang digunakan tidak
dalam keadaan adiabatik sehingga kalor dari larutan tidak terjaga dan membuat
data yang diperoleh tidak valid.
V. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai
berikut:
1.
Tetapan
kalorimeter adalah kapasitas kalor kalorimeter yang dapat ditentukan
menggunakan data dari pengukuran suhu campuran antara air panas dan air dingin
dan diperoleh nilai dari tetapan kalorimeter yang digunakan yaitu -60,8 J/˚C.
2.
Konsentrasi H2SO4
dapat ditentukan dengan menggunakan kalorimeter dengan mencari entalpinya
terlebih dahulu untuk mendapatkan mol dari larutan tersebut dan pada percobaan
ini konsentari yang diperoleh untuk asam sulfat tidak tepat karena kalorimeter
yang digunakan yang tidak adiabatik.
DAFTAR PUSTAKA
Chenier,
Philip. J.1987. Survey of Industrial Chemistry. New York : ISBN
Edward,
M Jones. 1950.Industial and Engineering Chemistry. New York: Oxford
Keenan.
1980. Kimia Untuk Universitas Jilid I. Jakarta : Erlangga
Mundilarto.
1983. Materi Pokok Fisika Dasar II. Jakarta
: UI-Press
Pettruci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modrean
Jilid 2, Edisi4. Jakarta: Erlangga
Sukardjo.
2002. Kimia Fisika. Yogjakarta :
Rineka Cipta
Syukri,
S. 1999. Kimia Dasar I. Bandung : ITB
LAMPIRAN
PERHITUNGAN
I. Menentukan Tetapan Kalorimeter
Td=290c M=50
gram
Tp=600c c=4.18
j/0c
Tc=46.50c
II. Menghitung Panas Pelarut
Jumlah mol H2SO4
Konsentrasi Larutan secara percobaan
Pertanyaan
1. tentukan tetapan kalorimeter?
2. Hitung beberapa energi yang
diserap 1gram air untuk setiap kenaikan suhu 1˚C.
3. Hitung beberapa perubahan panas
pelarutan H2SO4 !
4. Hitung beberapa konsentrasi
larutan H2SO4!
Jumlah mol H2SO4
Konsentrasi Larutan secara percobaan
5.
Mengapa energi yang diterima air dingin tidak sama dengan yang dilepas oleh air
panas?
- karena kalorimeter dan pengaduk menyerap
energi air panas jadi selain air dingin yang menyerap kalorimeter juga menyerap
energi air panas.
6. Bagaimana anda dapat menghitung kapasitas
kalorimeter?