MAKALAH
ANALISIS HASIL AGROINDUSTRI
PEMANFAATAN
TANAMAN PEDADA (Sonneratia caseolaris) MENJADI
BERBAGAI PRODUK DAN INOVASI BARU
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK I
1.RIVI
IKHSAN QASTHARI (F1C114022)
2.LIZA
SRI MARNINGSIH (F1C114024)
3.INEKE
NUZULA VITRI (F1C114032)
4.LUCIANA (F1C114046)
5.PUTRI
PERMATA SARI (F1C114054)
6.DEVI
AMBRINA SAPUTRI (F1C114070)
DOSEN PENGAMPU : Dr.MADYAWATI LATIEF,S.P.,M.Si
PROGRAM
STUDI KIMIA
FAKULTAS
SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS
JAMBI
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Pedada
2.2 Jenis dan Persebaran tanaman pedada (Sonneratia caseolaris)
A. Sonneratia alba
B. Sonneratia ovate backer
2.3 Karakteristik dan Manfaat dari Tanaman Pedada
2.4 Pengolahan Tanaman Pedada Menjadi Berbagai Produk
2.4.1 Mendulang Bakom dan Sirup dari Buah Bakau (Mangrove).
2.4.2 Minuman Instan Pedada (Kristal)
2.4.3 Dodol buah pedada
2.4.4 Tepung buah Pedada dan aneka makanan
lainnya
2.2.5 pedada sebagai produk obat-obatan
2.5 Inovasi terbarukan dari tanaman pedada
2.5.1 sebagai obat cacar
2.5.2 permen pedada
2.5.3 Sabun pedada
2.5.4 sebagai sol sepatu dalam industri
2.5.5 sebagai masker wajah yang kaya
antioksidan
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Pemanfaatan buah pedada ini
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada ibu DR.Madyawati Latief,S.P.,M.Si selaku Dosen mata kuliah Analisis Hasil Agroindustri yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai pemanfaatan buah pedada. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Jambi,1
Februari 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kondisi geografis Indonesia sebagai wilayah kepulauan adalah wilayah
pantai dan pesisir dengan garis pantai panjang 81.000 km.Wilayah pantai dan
pesisir memiliki arti yang strategis karena merupakan wilayah
interaksi/peralihan antara ekosistem darat dan laut yang memiliki sifat dan ciri
yang unik,dan mengandung produksi biologis cukup besar serta jasa lingkungan
lainnya.kekayaan sumber daya yang dimiliki wilayah tersebut menimbulkan daya
tarik bagi berbagai pihak untuk memanfaatkan secara langsung atau untuk
meregulasi pemanfaatannya karena secara sektoral memberikan sumbangan yang
besar dalam kegiatan ekonomi misalnya
petambangan,perikanan,kehutanan,industri,pariwisata dan lain-lain.Wilayah
pesisir merupakan ekosistem transisi yang mempengaruhi daratan dan lautan,yang
mencangkup beberapa ekosistem salah satunya ekosistem hutan mangrove.
Hutan
mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis yang didominasi oleh
beberapa jenis pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah
pasang surut pantai berlumpur.Selain itu hutan mangrove juga mempunyai peranan
yang cukup penting.Secara ekologis berbagai jenis hewan laut hidup di daerah
mangrove.Sehingga Potensi Mangrove di Indonesia sangat besar karena memiliki
beberapa jenis mangrove yang tumbuh subur.Terdapat 5 spesies pohon mangrove
dari genus Sonneratia,
yaitu : Sonneratia alba, S. caseolaris, S. ovata, S. apetala dan S.
laceolata.
Salah satu jenis mangrove yang dimanfaatkan buahnya yaitu jenis pedada (Sonneratia
caseolaris)
yang hidup dan tumbuh di hutan mangrove
yang termasuk
ke dalam kelas Angiospermae, tumbuhan biji terbuka yang memiliki propagule atau
bakal buah yang sangat unik. Keunikan tumbuhan ini tak kalah penting dengan
manfaatnya baik dari bunga, buah atau daunnya yang digunakan sebagai bahan
makanan dan minuman, seperti dodol, es juice,sirup dan produk lainnya.maka itu,makalah ini membahas
tentang buah pepada yang memiliki manfaat yang luar biasa.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan Latar Belakang di atas,maka didapat rumusan masalah sebagai
berikut:
- Bagaimana Deskripsi dan Klasifikasi dari
tanaman Pedada?
- Bagaimana jenis dan persebaran dari tanaman
pedada?
- Bagaimana Karakteristik dan manfaat dari
tanaman pedada?
- Bagaimana pengolahan tanaman pedada menjadi
berbagai produk?
- Apa saja Inovasi terbarukan dari tanaman
pedada?
1.3 Tujuan
Dari Rumusan Masalah,diatas dapat ditetapkan tujuan sebagai berikut:
- Untuk Mengetahui Deskripsi dan Klasifikasi dari
tanaman pedada.
- Untuk Mengetahui Jenis dan Persebaran dari
tanaman pedada.
- Untuk Mengetahui Karakteristik dan manfaat dari buah pedada.
- Untuk Mengetahui cara pengolahan tanaman
pedada menjadi berbagai produk.
- Untuk Mengetahui Inovasi terbarukan dari
tanaman pedada.
1.4 Manfaat
Adapun
manfaat dari makalah ini adalah :
1. Memberikan
informasi kepada masyarakat bahwa tanaman pedada memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia.
2. Memberikan
informasi dan gambaran mengenai prospek pengembangan tanaman pedada untuk menjadi inovasi baru.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Deskripsi
dan Klasifikasi Pedada
Pedada (Sonneratia caseolaris) merupakan salah
satu penyusun hutan bakau yang berada di sepanjang pantai berlumpur yang
mempunyai salinitas rendah dan merupakan wadah berkumpulnya kunang-kunang.
Klasifikasi pedada menurut Tomlinson (1986) diacu dalam Kusmana et al. (2008) adalah sebagai berikut:
Kingdom :
Plantae
Filum : Anthophyta
Kelas : Angiospermae
Ordo : Myrtales
Family : Sonneraticeae
Genus : Sonneratia
Spesies : Sonneratia
caseolaris
Bentuk buah pedada dapat
dilihat pada Gambar 1, berbentuk bulat, ujung bertangkai, dan bagian dasarnya
terbungkus kelopak bunga. Buah ini memiliki diameter antara 6-8 cm dan biji
berjumlah antara 800-1200. Chen et al.
(2009) tentang dinamika dan struktur hutan mangrove menyatakan bahwa buah
pedada berwarna hijau, dan mempunyai aroma yang sedap. Buah pedada tidak
beracun, asam dan dapat langsung dimakan. Ahmed et al. (2010) menyatakan bahwa tanaman ini menghasilkan buah yang
dikenal dengan buah pedada dan nama internasionalnya yaitu Crabapple mangrove.
Menurut Varghese et al. (2010) tentang fitokimia buah
pedada, pedada banyak ditemukan di Bangladesh, Brunei Darussalam, Kamboja,
China, India, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Sri Lanka,
Thailand, Vietnam, dan negara lain yang memiliki hutan mangrove. Santoso et al (2008) menyatakan bahwa tanaman
ini terdapat di pantai utara Pulau Jawa, Cilacap sampai Jawa Timur, Kalimantan,
Sulawesi, NTB dan NTT dan Papua.
Regenerasi alami buah
ini juga cukup sulit, tetapi dapat dipermudah dengan regenerasi buatan dengan
pengadaan bibit. Tinggi pohon pedada dapat mencapai 15 m, batang berbentuk
silindris dan berwarna cokelat. Akar berbentuk kabel di bawah tanah dan muncul
ke permukaan sebagai akar nafas yang berbentuk kerucut tumpul dan tinggi
mencapai 25 cm (Noor et al. 2006).
Bentuk daun bulat telur dengan ujung bulat memanjang dengan ukuran bervariasi
yaitu antara 5-11 x 2-5 cm. Bunga tumbuh di ujung ranting dengan jumlah 1-3
helai (Santoso et al. 2008).
2.2 Jenis dan Persebaran
tanaman pedada (Sonneratia caseolaris)
Tanaman pedada terdiri dari beberapa
jenis yaitu antara lain:
- Sonneratia
alba
- Sonneratia
caseolaris
- Sonneratia
ovate
- Sonneratia
apetala
- Sonneratia
laceolata
Dan
berikut ini adalah wilayah persebarannya:
Sonneratia caseolaris dari Labuan bakti,teupah selatan, simeulue. Penyebaran: mulai dari sri lanka di barat, asia tenggara
( kamboja,Vietnam, Thailand, Malaysia, singapura, Indonesia, brunai, Filipina,
timor timur, papua nugini, hingga Australia, kepulauan Solomon dan new
Hebrides. Diintroduksi ke cina selatan.
A. Sonneratia alba
Penyebaran: dari afrika
utara dan madagaskar hingga asia tenggara, seluruh Indonesia, Malaysia,
Filipina, Australia tropis, kepulauan pasifik barat dan oceania barat daya.
B. Sonneratia ovate backer
Penyebaran: tersebar
luas di beberapa tempat di cina, Thailand, semenanjung Malaysia, kepulauan
riau, jawa dan borneo, hingga ke Sulawesi, Maluku, kepulauan daru dan teluk bay
di new guinea.Sementara
jenis lain banyak tersebar di hutan Mangrove.
2.3 Karakteristik
dan Manfaat dari Tanaman Pedada
Jenis Sonneratia caseolaris yaitu berbentuk pohon dengan
karakteristik morfologi yaitu memiliki akar pasak, permukaan kulit batang kasar
berwarna krem sampai dengan coklat, permukaan atas dan bawah daun berwarna
hijau, bentuk daun bulat dengan ujung membundar, panjang daun 5-7,5 cm dan
lebar 2-5 cm.dan menyukai salinitas rendah. Jenis ini ditemukan kehadiran biota
meliputi;Monodanta labio, Littorina scabra , Ceritidae obtuse.
Sifat buah ini tidak beracun dan langsung dapat dimakan. Buah yang telah
masak berasa asam, namun binatang liar menyukai buah tanaman ini. Buah yang
telah tua merupakan bahan baku makanan dan tidak memerlukan perlakukan atau
langsung dapat dimasak menjadi aneka makanan atau minuman. Buah Mangrove mengandung
energi dan karbohidrat yang cukup tinggi, bahkan melampaui berbagai jenis
pangan sumber karbohidrat yang biasa dikonsumsi masyarakat umum seperti beras,
jagung, singkong atau sagu. Kandungan energi buah mangrove, menurut hasil penelitian, adalah 371
kilokalori per 100 gram atau lebih tinggi dari beras yang hanya 360 kilokalori
per 100 gram serta jagung yang hanya 307 kilokalori per 100 gram. Sementara
kandungan karbohidrat buah bakau 85,1 gram, sementara beras hanya 78,9 gram per
100 gram dan jagung 63,6 gram per 100 gram.
Pemanfaatan mangrove sebagai makanan alternatif didasarkan
bahwa buah mangrove mengandung zat gizi yang cukup lengkap, yaitu ditunjukkan
pada Tabel 1.
Tabel
1. Komposisi
gizi buah mangrove per 100 gram bahan
Kandungan
Gizi
|
Jumlah
|
Kalori (kal)
|
354
|
Air (g)
|
9.8
|
Protein (g)
|
5.6
|
Lemak (g)
|
0.5
|
Karbohidrat (g)
|
81.3
|
Serat Kasar (g)
|
4.0
|
Abu (g)
|
2.8
|
Ca (mg)
|
207
|
P (mg)
|
117
|
Manfaat pedada
Pedada merupakan tanaman
mangrove sejati yang memiliki antioksidan dan sitotoksik dan memiliki banyak
manfaat. Buah pedada memiliki rasa asam sehingga sangat disukai oleh hewan
pemakan buah antara lain monyet ekor panjang atau berbagai jenis burung pemakan
buah (Noor et al. 2006). Menurut
Ghalib et al .(2011), rasa asam yang
dimiliki buah pedada muda dapat digunakan untuk cuka.
Pedada merupakan tanaman
mangrove sejati yang memiliki antioksidan dan sitotoksik dan memiliki banyak
manfaat. Buah pedada memiliki rasa asam sehingga sangat disukai oleh hewan
pemakan buah antara lain monyet ekor panjang atau berbagai jenis burung pemakan
buah (Noor et al. 2006). Menurut
Ghalib et al .(2011), rasa asam yang
dimiliki buah pedada muda dapat digunakan untuk cuka.
Pedada merupakan tanaman
mangrove sejati yang memiliki antioksidan dan sitotoksik dan memiliki banyak
manfaat. Buah pedada memiliki rasa asam sehingga sangat disukai oleh hewan
pemakan buah antara lain monyet ekor panjang atau berbagai jenis burung pemakan
buah (Noor et al. 2006). Menurut
Ghalib et al .(2011), rasa asam yang
dimiliki buah pedada muda dapat digunakan untuk cuka.
2.4 Pengolahan Tanaman Pedada Menjadi Berbagai Produk
2.4.1 Mendulang Bakom dan Sirup dari Buah Bakau (Mangrove).
Bagi
masyarakat Blitar raya dan sekitarnya pasti mengenal satu tempat wisata pantai
yang sering digunakan sebagai tempat larung sesaji setiap bulan syuro yang
letaknya di Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar, ya itulah pantai serang.Di
tepi pantai serang ditumbuhi oleh tanaman mangrove merupakan tumbuhan yang
digunakan untuk mencegah terjadi aberasi oleh air laut.
Bagi
masyarakat setempat tanaman mangrove tidak lebih hanya sebatas tanaman
konservasi, tidak berdampak jual yang memiliki nilai ekonomi. Tanaman payau
yang tumbuhan di sekitar pantai serang dengan ciri: bentuk pohon, daun lanset
dan buah merupakan modifikasi dari putik bunga berbentuk bulat, sebenarnya
memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Salah satu tanaman mangrove yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan makanan adalah
Sonneratia dengan nama lokal pedada atau bogem,
sebenarnya ada tiga jenis (spesies) yang tumbuh di Indonesia,tetapi yang paling
umum digunakan sebagai bahan makanan adalah Sonneratia caseolaris dan
Sonneratia alba.
Ciri
buah besar dan bearoma harum adalah jenis pedada yang biasa dimanfaatkan
sebagai campuran bahan makanan karena tidak memerlukan perlakuan khusus untuk
menjadikan makanan yang lezat. Buah pedada dapat dimakan langsung atau dbuat
minuman setelah di jus atau diblender. Bunga Sonneratia caseolaris berwarna
merah sedang Sonneratia albaberwarna putih, bunga hanya mekar dalam waktu
semalam setelah penyerbukan benang sari akan mengering dan gugur tinggal dasar
bunga dan putik, dasar bunga inilah yang kelak menjadi buah. Buah pedada ukuran
besar mencapai diameter 5-10 cm berwarna hijau dengan kelopak berbentuk
bintang. Buah yang telah matang beraroma harum dan manis.
a) Sirup
Pedada.
Bahan:
1. Pedada yang telah matang, diambil daging buah
kemudian diblender halus
2. Gula pasir
3. Asam sitrat
Cara:
1. Rebus pedada lalu giling dengan gula pasir
tingkat kemanisan sirup disesuaikan dengan keinginan dan asam sitrat hingga
mendidih sambil diaduk lalu angkat dari api.
2. Setelah dingin masukan ke dalam botol yang
terlebih dahulu dipanaskan.
b) Bakom
(bahan kompos) Pedada
Bahan kompos (Bakom) berfungsi
untuk mempercepat proses composting dengan perbandingan 1:10 air, menghilangkan
bau busuk atau bangkai dapat disiram langsung dan sebagai pupuk cair dengan
perbandingan 1:20 air.
Bahan:
1. 500 gram buah pedada matang
2. 500 gram kulit jeruk
3. 16 butir ragi tape
4. 2 sdm ragi tempe
5. 20 liter air
6. 16 sdm gula pasir
Cara:
1. Buah pedada dan kulit jeruk dipotong-potong
kecil, campurkan ragi tape dan ragi tempe kemudian haluskan.
2. Bahan yang telah dihaluskan dimasukan ke dalam
tempat tembus pandang kemudian tuangkan air dan gula kemudian diaduk rata.
3. Adonan ditutup dengan sedikit celah udara lalu
biarkan selama 2 hari sampai timbul langit-langit spermukaan lalu dipanen.
4. Langit-langit yang sudah dipanen dapat digunakan
sebagai indukan yang dapat dikembangbiakan secara berkelanjutan dengan bahan dasar
yang sama.
2.4.2 Minuman Instan Pedada (Kristal)
Bahan:
1. 1 kg pedada matang tanpa biji
2. 1 kg gula pasir
3. ½ sdt asam sitrat
Cara:
1. Haluskan dengan blender 1 kg pedada matang dengan
1 gelas air kemudian saring. Sisa perasa pedada diblender ulang dengan 1 gelas
air kemudian saring hingga ketiga kalinya.
2. Rebus pedada tanpa endapan dengan 1 kg gula
dengan api rata, aduk hingga berbuih.
3. Setelah berbuih menuju berbentuk kristal,
kecilkan api dan aduk sampai benar-benar adonan berbentuk kristal, angkat
adonan dari api lalu tuang ke Loyang. Adonan yang berbentuk Kristal campurka
dengan bubuk asam sitrat kemudian ayak dan siap dikemas. (DSG)
2.4.3 Dodol
buah pedada
Pembuatan
Dodol buah pedada mengacu pada Astawan dkk. (2004) yaitudiperlakukan sama untuk
setiap unit percobaannya dengan memasak 200g santan dan 250 g gula pasir sampai
mengental. Tepung ketan dan buah pedada yang telah dihancurkan,dicampurkan
sesuai perlakuan dengan santan 50 g yang telah ditambah air dan ditambahkan
garam sebanyak 1 sendok teh (± 4 g) kemudian diuleni hingga tercampur rata.
Adonan tepung dan daging buah pedada kemudian dimasukkan ke dalam larutan
santan dan gula yang telah mengental dan diaduk secara terus-menerus sampai
masak. Setelah dodol masak yang diindikasikan dengan dodol telah kalis dan
tidak lengket lagi pada kuali atau sendok Proses selanjutnya adalah dodol
didinginkan di atas nampan yang sudah dilapisi dengan plastik.
2.4.4 Tepung buah
Pedada dan aneka makanan lainnya
Salah satu alternatif untuk menjadikan pedada
sebagai sumber bahan pangan adalah mengolah buah pedada menjadi tepung.Tepung merupakan
partikel padat yang berbentuk butiran halus
atau sangat halus tergantung pemakaiannya.Pengolahan pedada menjadi tepung
merupakan upaya untuk meningkatan daya guna sehingga dapat menjadi bahan
alternatif pangan yang mempunyai nilai gizi dan ekonomi yang tinggi. Sehingga
berpotensi menjadi macam-macam produk antara lain selai (Manalu, 2011),
onde-onde, kolak, dodol dan bolu (Subekti, 2012), dan lain-lain.
2.2.5 pedada sebagai produk obat-obatan
Varghese et al. (2010) menyatakan
bahwa buah pedada memiliki 24 komponen yang terdiri dari delapan steroid,
sembilan triterpenoid, tiga flavonoid, dan empat turunan karboksil benzena.
Lebih lanjut, Wu et al.(2009) melaporkan bahwa buah pedada memiliki
beberapa kandungan triterpenoid dan sterol.
Kulit buah pedada mengandung tanin yang
berfungsi sebagai antioksidan karena kemampuannya dalam menstabilkan fraksi
lipida dan keaktifannya dalam penghambatan lipoksigenase. Tanin merupakan salah
satu senyawa fenol kompleks.Bagian daging buah pedada mengandung saponin dan
steroid yang memiliki aktivitas sebagai analgesik dan anti inflamasi (Bandarayanake,
2002).
Minqing et al. (2009) melaporkan bahwa
ekstrak buah pedada secara tradisional sudah digunakan sebagai antiseptik, mengobati keseleo,
dan mencegah pendarahan. Buah pedada banyak mengandung vitamin seperti vitamin
A, B1, B2, dan C. Kadar vitamin A, B1, B2, dan C berturut turut adalah 221,97
IU/100 gram, 5,04 mg/100 gram, 7,65 mg/100 gram, dan 56,74 mg/100 gram (Manalu,
2011).
2.5 Inovasi terbarukan dari tanaman pedada
2.5.1 sebagai obat cacar
Pohon
Rambai (Pedada/Sonneratia Alba) sering kita temui tumbuh liar di sekitar
pinggiran sungai atau pesisir pantai, pohon ini banyak ditemukan di Kalimantan
Selatan dan Tengah, selama ini pohon ini dianggap tidak berguna, namun ternyata
pucuk dari daun pohon Rambai ini bisa untuk mengobati orang yang terinfeksi
Cacar Air.
Cara
membuat :
1. Daun pedada secukupnya diremas-remas.
1. Daun pedada secukupnya diremas-remas.
2.Masukkan
remasan daun kedalam wadah,campur dengan bedak tabur.
3.Setelah
itu masukkan air secukupnya,aduk hingga merata.
4.lalu
oleskan pada bagian yang terkena cacar.
2.5.2 permen
pedada
Buah pedada S.alba
dapat dibuat permen dari daging buah kemudian dicampur dengan gula,agar-agar
dan air secukupnya. Adonan dimasak hingga mengental,setelah dingin kemudian dicetak dan
dibungkus.
2.5.3 Sabun
pedada
Menurut Priyo et.al.(2010),sabun
pedada,dibuat dari campuran rebusan 500 gram buah pedada yang telah dihaluskan,rebusan
500 gram lidah buaya dan 8 butir ragi tempe.setelah dicampurkan bahan disimpan
selama 3 hari ditempat teduh hingga menjadi pasta dan tidak berbau atau proses
fermentasi telah berhasil.
2.5.4 sebagai sol
sepatu dalam industri
Menurut (setyawan dan winarno,2006) dijelaskan lebih
lanjut bahwa jenis ini dapat dijadikan bahan industri sol sepatu yaitu bagian
pneumatofora.
2.5.5 sebagai
masker wajah yang kaya antioksidan
Komponen (basis kering)
|
Buah pedada
|
Vitamin A (IU/100 g)
Vitamin B1 (mg/100 g) Vitamin B2 (mg/100 g) Vitamin C (mg/100 g)
|
221,97 a
5,04 a
7,65 a
56,74 a
|
Tabel 2.kandungan
vitamin dalam buah pedada
Pedada kaya akan vitamin terutama vitamin C yaitu sekitar 56,74 (mg/100 g) berpotensi diolah menjadi masker wajah yang kaya
antioksidan,sebagai berikut:
1. Daun pedada secukupnya
diremas-remas.
2.Masukkan remasan daun
kedalam wadah,campur dengan bedak tabur.
3.Setelah itu masukkan air
secukupnya dan tambahkan 2 sendok teh madu.
4.kemudianaduk hingga
merata.
5.Dan oleskan keseluruh
wajah dan tunggu hingga ± 15 menit.
6.setelah itu bilas wajah dengan
air.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut,maka
dapat disimpulkan bahwa:
- Pedada
(Sonneratia caseolaris)
merupakan salah satu penyusun hutan bakau yang berada di sepanjang pantai
berlumpur yang mempunyai salinitas rendah yang masuk kedalam kelas Angiospermae (biji terbuka),memiliki bentuk buah seperti bola dan terbungkus
kelopak bunga,buah berdiameter 3,5-4,5 cm,saat jatuh ke air tidak akan
tenggelam,rasa buahnya masam dan dapat dimakan.
- Pedada memiliki beberapa jenis yaitu : Sonneratia alba,Sonneratia caseolaris,Sonneratia
ovate,Sonneratia
apetala ,Sonneratia
laceolata yang tersebar di beberapa wilayah yang habitatnya hutan mangrove
di sepanjang pantai berlumpur.
- Pedada memiliki karakteristik morfologi yaitu
memiliki akar pasak, permukaan kulit batang kasar berwarna krem sampai
dengan coklat, permukaan atas dan bawah daun berwarna hijau, bentuk daun
bulat dengan ujung membundar, panjang daun 5-7,5 cm dan lebar 2-5 cm.dan
menyukai salinitas rendah.selain itu pedada memiliki banyak manfaat salah
satunya sebagai antioksidan dan sitotoksik.
- Pedada memiliki kandungan zat aktif yang
sangat banyak,sehingga berpotensi menjadi berbagai produk seperti : Mendulang
Bakom,
Sirup,
Minuman
Instan Pedada (Kristal),dodol,tepung dan produk obat-obatan.
- Selain itu seiring waktu,pedada terus
dikembangkan menjadi inovasi-inovasi terbarukan seperti:obat
cacar,permen,masker wajah,sabun dan sol sepatu dalam industry.
3.2 Saran
Sebagai
tumbuhan pelindung diharapkan kepada masyarakat untuk menjaga kelestariannya
agar fungsinya tetap utuh,selain itu diharapkan untuk memanfaatkan pedada
seefisien dan seefektif mungkin terutama dalam inovasi-inovasi baru.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed R,
Moushumi SJ, Ahmed H, Ali M, Haq WM, Jahan R, Rahmatullah M. 2010. Serum
glucose and lipid profiles in rats following administration of Sonneratia caseolaris (L.) Engl. (Sonneratiaceae) leaf powder in diet. Advances in Natural and Applied
Sciences 4(2):171-173.
Astawan M, Koswara
S, Herdiani F.
2004. Pemanfaatan rumput
laut (Euchema cottonii) untuk
meningkatkan kadar iodium dan serat pangan pada selai dan dodol. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan 15(1):61-
69.
Bandarayanake. 2002.
Bioactivities, bioactive compounds and chemical constituents of mangrove
plants. Kluwer Academic Publishers,
Ecology of mangrove plant 10(2):421-452.
Chen L, Zan Q, Li Mingguang, Shen J, Liao W. 2009. Litter dynamics and forest
structure of the introduced Sonneratia
caseolaris mangrove forest in Shenzhen, China. Estuarine,
Coastal and Shelf Science 85(2):241-246.
Ghalib RM, Hashim R,
Sulaiman O, Awaluddin MFB, Mehdi SH, Kawamura F. 2011. Fingerprint
chematoxonomic GC_TOFMS profile of wood and bark of mangrove tree Sonneratia caseolaris (L.) Engl. Journal of Saudi Chemical Society 15(3):229-237.
Kusmana
C, Dodi S, Nyoto S, Rinekso S. 2008. Ekologi tumbuhan pedada (Sonneratia caseolaris (L) Engler 1987)
pada kawasan Muara Angke Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Jurnal
KKMN 54(8):1-4.
Manalu, Ruth Dwi Elsa. 2011. Kadar
Beberapa Vitamin Pada Buah Pedada
(Sonneratia caseolaris) Dan
Hasil Olahannya.(Skripsi).Departemen Teknologi Hasil Perairan. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Minqing T,
Haofu D, Xiaoming L, Bingui W. 2009. Chemical
constituents of marine
medicinal mangrove plant Sonneratia
caseolaris 27(2):288-296.
Noor YR, Khazali M,
Suryadiputra INN. 2006. Panduan
Pengenalan Mangrove di Indonesia. Bogor: PHKA/WI-IP.
Priyono,A.,Yuliani
L.S.,Ilminingtyas T.,dan Hakim T.L.2010.Beragam produk Olahan Berbahan Dasar
Mangrove.KeSEMat.Semarang.
Santoso
N, Kusmana C, Sudarma D, Sukmadi R. 2008.
Ekologi tumbuhan pidada (Sonneratia
caseolaris (L) Engler 1987) pada kawasan Muara Angke propinsi daerah khusus
ibu kota Jakarta. Jurnal KKMN. Jakarta, 5 September 2008.
Setyawan,A.D.dan
Winarno,2006.Pemanfaatan langsung ekosistem mangrove di jawa tengah dan
penggunaan lahan di sekitarnya kerusakan dan upaya restorasinya.Biodiversitas 7
(3) :282-291.
Subekti, Sri. 2012. Pengelolaan
Mangrove Sebagai Salah Satu Keanekaragama
Bahan Pangan.Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Pandanaran.
Semarang.
Varghese JK, Belzik N,
Nisha AR, Resmi S, Silvipriya KS. 2010. Pharmacognostical and phytochemical
studies of a mangrove (Sonneratia
caseolaris) from Kochi of Kerala State in India. Journal of Pharmacy research 3(11):2625-2627.
Wu SB, Wen Y, Li XW, Zhao Y, Zhao Z, Hu JF. 2009.
Chemical constituents from the fruits of Sonneratia
caseolaris and Sonneratia ovata (Sonneratiaceae). Biochemical
Systematic and Ecology 37(1):1-5.